Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali khawatir penyebarang kasus HIV/AIDS semakin menyebar luas di pedesaan, khususnya di wilayah Bali utara, seperti Bulelang, Karangasem, dan Bangli. Sejak 1987 hingga September 2008, temuan kasus HIV/AIDS tercatat lebih dari 500 kasus dan 38 meninggal.
Angka pengidap HIV/AIDS di Pulau Dewata bagian utara ini menggeser citra penyebaran hanya di kota-kota seperti Denpasar dan Badung atau lokasi pariwisata yang banyak dikunjungi turis. Karenanya, KPA Provinsi Bali mulai menggeser perhatian sosialisasi dan pendekatannya masuk ke pelosok-pelosok perkampungan dan pedesaan.
Koordinator Pokja Pencegahan, Promosi, dan Humas KPA Bali dr Mangku Karmaya M Repro mengatakan pihaknya tidak menyangka penyebaran HIV/AIDS di Bali berjalan cepat. “Seperti Kabupaten Buleleng, wilayah yang letaknya jauh dari hingar bingar perkotaan dan pariwisata justru menduduki peringkat kedua setelah Denpasar dan menggeser Kabupaten Badung. Ini menjadi keprihatinan, ” katanya, di Denpasar, Sabtu (22/11).
Ia menambahkan temuan ratusan kasus di Buleleng tersebut sebagian besar didapatkan dari masyarakat yang pekerjaan sehari-harinya sebagai buruh, nelayan, atau sopir truk. Menurutnya jika tidak segera mendapatkan informasi mengenai bahayanya HIV/AIDS, mereka dapat terus menularkan kepada istri atau anak-anaknya.
Namun, meskipun angka setiap bulannya mengalami peningkatan, ini menjadi pertanda baik. Karmaya menambahkan ini menandakan masyarakat semakin terbuka untuk diperiksa darahnya secara sukarela dan tidak lagi tabu membicarakan persoalan seks hingga HIV/AIDS.
Di Bali, kasus HIV/AIDS ditemukan pada tahun 1987. Selama hampir 11 tahun, Pulau Dewata mencatat 2.323 kasus penyakit mematikan dan 211 korban meninggal.
0 Responses to “Penderita HIV/AIDS Menyebar di Pedesaan Bali”